Halaman

3/10/2016

Kerajaan Demak


Kesultanan Demak, adalah kesultanan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1478. Kesultanan ini sebelumnya merupakan bagian dari kerajaan Majapahit, dan kesultanan ini merupakan pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya. Kesultanan Demak dipimpin oleh beberapa namun yang terkenal ada tiga sultan. Kesultanan Demak merupakan Kesultanan maritim Islam pertama. yang berada di pesisir Laut Jawa membuat Demak memiliki armada laut yang kuat. Hal tersebut dapat dilihat ketika Raden Patah mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Pati Unus untuk menyerang Malaka namun gagal.
Kesultanan Demak secara geografis terletak di Jawa Tengah dengan pusat pemerintahannya di daerah Bintoro di muara sungai Demak. Bintoro sebagai pusat kerajaan Demak terletak antara Bergola dan Jepara, di mana Bergola adalah pelabuhan yang penting pada masa berlangsungnya kerajaan Mataram Kuno, sedangkan Jepara akhirnya berkembang sebagai pelabuhan yang penting bagi kerajaan Demak. Salah satu peninggalan bersejarah Kesultanan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang diperkirakan didirikan oleh para Walisongo. Lokasi ibukota Kesultanan Demak saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah. Dengan berkembangnya Islam di Demak, maka Demak berkembang sebagai kota dagang dan pusat penyebaran Islam di pulau Jawa.  Kesultanan Demak mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan antar kerabat kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Kesultanan Demak beralih ke Kesultanan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir.

Masa Awal
Setelah Majapahit runtuh, wilayah-wilyahnya banyak yang melepaskan diri, mereka saling mengklaim sebagai ahli waris Majapahit. Kemudian konflik ini mengerucut pada dua adipati yaitu Raden Patah dan Ki Ageng Pengging. Raden Patah mendapat dukungan dari Walisongo, sedangkan Ki Ageng Pengging mendapat dukungan dari Syeh Siti Jenar. Akhirnya Raden Patah berhasil mengalahkan Ki Ageng Pengging dan mendirikan kesultanan Demak pada tahun 1478.
Raden Patah salah seorang keturunan Bhre Kertabumi yaitu raja Majapahit. Raden Patah juga menantu Raden Rahmat, pengajar Islam di Jawa Timur yang juga dikenal dengan nama Raden Rahmat. Raden Rahmat menikah dengan salah satu putri Majapahit dan dia kemudian dianugerahi Kadipaten Demak sebagai daerah kekuasaannya. Kemudian salah satu putri dari Malik Ibrahim menikah dengan Raden Patah. Pasca runtuhnya kerajaan Majapahit maka Raden Patah menggantikan kekuasaan ayahnya di Majapahit dan sekaligus mertuaya di Demak. Dengan demikian kekuasaan Raden Patah bukan hanya didasarkan sebagai strategi penyebaran Islam semata atau pun perebutan kekuasaan politik namun berdasarkan garis keturunan dia memiliki hak atas tahta Majapahit.  
Sepeninggal Raden Patah, Demak dipimpin oleh Pati Unus, yang bergelar Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yang pernah menyebarang ke Utara atau Malaka), gelar ini didapatnya karena pernah menyerang Malaka untuk menghancurkan kekuatan Portugis, namun gagal.

Masa Keemasan
Masa keemasan Demak terjadi pada masa Sultan Trenggono. Sultan Trenggono berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawah Sultan Trenggono, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono, ditugaskan menyerang Sunda Kelapa untuk menghalau armada Portugis pada tahun 1527 dan mendirikan kerajaan Banten.  Sultan Trenggono meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto.

Masa Kemunduran
Diangkatnya Sunan Prawoto tidak berlangsung mulus. Ia ditentang oleh adik Sultan Trenggono, yaitu Pangeran Sekar Seda Lepen. Pangeran Sekar Seda Lepen akhirnya terbunuh. Pada tahun 1561 Sunan Prawoto beserta keluarganya dibunuh oleh suruhan Arya Penangsang, putra Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang kemudian menjadi penguasa Demak. Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri, adipati Jepara, hal ini menyebabkan banyak adipati memusuhi Arya Penangsang. Arya Penangsang akhirnya terbunuh dalam peperangan oleh pasukan Joko Tingkir, menantu Sunan Prawoto. Joko Tingkir memindahkan istana Demak ke Pajang, dan di sana ia mendirikan Kesultanan Pajang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar